This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 22 April 2014

Jenis Pakaian Adat Riau

Pakaian Adat Riau

Pakaian merupakan salah satu simbol yang mencerminkan karakter budaya suatu kelompok sosial. Pakaian bukan hanya sekedar kain, melainkan rekam-jejak sejarah, pemikiran, juga keyakinan suatu kelompok sosial. Seperti di Indonesia, setiap daerah memiliki pakaian khasnya masing-masing, tak terkecuali Provinsi Riau.
membedakan pakaian adat Riau menurut fungsinya, yaitu:
  • Pakaian Harian
Pakaian harian merupakan sandang yang dikenakan dalam aktivitas sehari-hari. Berdasarkan jenjang usia pemakai, pakaian harian dapat dibedakan menjadi pakaian anak-anak, pakaian dewasa, dan pakaian orang tua.
Pakaian untuk anak laki-laki yang masih kecil disebut baju monyet. Setelah beranjak besar, anak laki-laki memakai Baju Teluk Belanga atau Baju Cekak Musang. Terkadang, mereka juga memakai celana setengah, kopiah, dan ikat kepala dari kain segi empat. Anak laki-laki juga memakai sarung ketika pada saat mengaji dan beribadah. Sedangkan bagi anak perempuan yang belum dewasa mengenakan baju kurung yang selaras dengan kain bermotif bunga atau satu warna dengan kain tersebut.
Baju anak laki-laki dewasa disebut Baju Kurung Cekak Musang, yang dilengkapi dengan samping berupa sarung perekat dan kopiah atau ikat kepala. Sedangkan perempuan memakai Baju Kurung Laboh, Baju Kebaya Pendek, dan Baju Kurung Tulang Belut. Pakaian ini dipadukan dengan kain sarung batik dan penutup kepala berupa selendang atau tudung lingkup. Perempuan yang melakukan kegiatan di ladang atau sawah biasanya menggunakan tutup kepala berupa selendang atau kain belacu yang dinamakan tengkuluk.
Pakaian orang tua (laki-laki) setengah baya adalah Baju Kurung Teluk atau Baju Kurung Cekak Musang, yang biasanya terbuat dari kain katun atau kain lejo. Desannya longgar, sehingga nyamain depakai. Sementara pakaian perempuan setengah baya ada berbagai macam, seperti Baju Kurung Teluk Belanga, Kebaya Laboh, dan Baju Kebaya Pendek yang biasa dipakai ke ladang.
  • Pakaian Resmi
Dulu, pakaian resmi dikenakan ketika menghadiri pertemuan resmi yang diadakan oleh pihak kerajaan. Sedangkan hari ini, pakaian resmi dikenakan dalam berbafau acara pemerintah. Pakaian resmi untuk laki-laki adalah Baju  Kurung Cekak Musang lengkap dengan kopiah, kain samping yang terbuat dari kain tenun Siak, Indragiri, Daik, dan daerah-daerah lainny di Riau.    
Baju Kurung Cekak Musang berupa kain sutra, kain satin, atau kain berkualitas tinggi lainnya. Sebagai perlengkapannya antara lain adalah kopiah dan kain samping. Bahan untuk kain samping adalah bahan pilihan, seperti kain songket dan tenun lainnya. Cara mengenakan kain samping ada dua macam, yakni ikat dagang dalam dan ikat dagang luar.
Pakaian resmi untuk perempuan dewasa adalah Kebaya Laboh dan Baju Kurung Cekak Musang. Kedua jenis baju tersebut terbuat dari kain songket atau kain pilihan lainnya, seperti Tenun Siak, Tenun Indragiri, Tenun Trengganu, dan lain-lain. Bentuk Baju Kurung atau Kebaya Laboh ini disesuaikan dengan bentuk tubuh Si Pemakai, namun tidak  terlalu ketat. Pnjang baju perempuan yang masih gadis adalah tiga jari di atas lutut, sedangkan untuk orang tua banjang bajunya tiga jari dari bawah lutut.
  • Pakaian Upacara Adat
Dahulu, upacara adat diselenggarakan oleh pihak kerajaan Riau, namun kini peran tersebut diambil alih oleh Lembaga Adat Melayu Riau atau oleh pemerintah daerah. Beberapa upacara tersebut adalah upacara penobatan raja, upacara pelantikan, upacara penyambutan tamu, upacara penerimaan anugerah, dan lain sebagainya.
Dalam prosesi upacara adat ini, jenis pakaian yang dikenakan perempuan yang masih gadis dan yang sudah menikah berbeda. Perempuan gadis dan perempuan setengah baya adalah Baju Kebaya Laboh Cekak Musang berwarna hitam yang terbuat dari bahan sutera, sementara perempuan tua mengenakan Baju Kurung Tulang Belut.
  • Pakaian Upacara Perkawinan 
Baju pengantin laki-laki Melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga. Selain Baju Kurung Cekak Musang, busana pengantin laki-laki adalah kain samping bermotif serupa dengan celana dan baju, distar berbentuk mahkota dipakai di kepala, sebai warna kuning di bahu kiri, rantai panjang berbelit dua yang dikalungkan di leher, canggai yang dipakai di kelingking, sepat runcing di bagian depan, dan keris hulu burung serindit pendek yang diselipkan di sebela kiri.
Sementara busana yang dikenakan perempuan berbeda-beda, tergantung pada jenis upacara adatnya. Pengantin perempuan dalam upacara Malam Berinai memakai Baju Kurung Teluk Belanga. Sedangkan pada upacara Barandam, pengantin perempuan memakai Baju Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek. Kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi dengan bunga-bunga. Pakaian pengantin perempuan pada Upacara Akad Nikah adalah Baju Kebaya Laboh atau Baju Kurung teluk. Kemudian, untuk pakaian pada waktu upacara Bersanding adalah Kebaya Laboh atau Baju Kurung Teluk Belanga.
Kecuali untuk kasus pakaian sehari-hari yang semakin tergeser oleh model-model Barat, hingga hari ini, masyarakat Riau masih sering mengenakan pakaian adat dalam momen-momen upacara-upacara atau perayaan-perayaan tertentu.

Makanan Khas Provinsi Riau

Makanan Khas Provinsi Riau


Makanan Khas Provinsi Riau - Riau yang dikenal sebagai negeri melayu memiliki berbagai jenis kuliner khas yang lezat dan nikmat. Apa saja itu ? yuk simak di bawah ini :

1. Bolu Kemojo


Bolu Kemojo adalah panganan khas Melayu dari Riau. Kue ini sering disajikan pada hajatan, buka puasa, atau perayaan-perayaan hari besar seperti lebaran. Pada umumnya kue ini berwarna hijau coklat dengan rasa pandan. Namun, kini juga dikembangkan berbagai macam rasa seperti durian dan kacang.

2. Lempuk Durian

 

Lempuk Durian merupakan salah satu Jenis Makanan Khas dari Riau yang terbuat dari Durian, lempuk ini berbentuk seperti dodol. Selain di Riau, lempuk juga dapat dijumpai di daerah lain di Sumatera. Siapa sih yang tidak kenal dengan lempuk durian, "Makanan Khas Riau" ini berasal dari Kab. Bengkalis, bahkan lempuk sudai menjadi ikon Bengkalis, jika kita berkunjung ke Bengkalis kurang lengkapnya jikanya tidak membeli buah tangan Lempuk Durian.

3. Es Laksamanana Mengamuk


Es Laksamana Mengamuk merupakan minuman dingin yang menggunakan buah kuini sebagai bahan utama. Konon, keberadaan minuman ini berawal dari mengamuknya seorang laksamana di kebun kuini. Laksamana tersebut mengamuk lantaran istrinya dibawa lari oleh pemilik kebun kuini tersebut. Sang laksamana menebas-nebaskan pedangnya ke seluruh penjuru, hingga puluhan buah kuini hancur karena kemarahannya ini. Usai sang laksamana menuntaskan kemarahannya dan pulang, orang-orang di sekitar kebun kuini mengambil puluhan buah kuini yang sudah tercincang dan terhampar di rumput. Pada awalnya, orang-orang tersebut bingung, akan diapakan buah kuini yang telah terpotong-potong tersebut. Hingga salah seorang wantia, mencampurkan potongan-potongan buah kuini itu dengan air santan dan gula merah. Jadilah minuman segar, yang pada waktu itu, langsung dinikmati oleh orang sekampung.

4. Roti Jala

 

Roti jala terbuat dari kombinasi adonan tepung serta berbagai jenis kuah yang bisa dijadikan pilihan. Kuah yang sering digunakan adalah kuah kari dan kuah manis. Roti jala sering ditemui pada saat acara resepsi pernikahan, akikah serta pada saat bulan ramdahan dan hara raya idul fitri/adha.

5. Kue Bangkit

 


Diberi nama kue bangkit karena ukuran dari kue ini setelah matang dan dikeluarkan dari oven akan berukuran dua kali lipat dari ukuran adonan semula. Warna kue bangkit ini putih kekuningan dan kadang dipercantik dengan diberi noktah berwarna merah di atasnya. Tekstur kue bangkit yang sangat halus dan gampang remuk. Kue bangkit akan lumer di dalam mulut dan mempunyai rasa yang renyah ketika dikunyah. Rasanya yang manis ini menjadi daya tarik bagi anak-anak.

KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN RIAU

KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN RIAU


Sebagai orang riau dan kita sebagai generasi muda harus selalu mengembangkan budaya dan pariwisata kita.
Riau adalah pusat kebudayaan melayu di indonesia.Yang kaya akan adat istiadat.
Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah.
Tarian tradisional di riau :
1.tari persembahan
2.tari zapin
3.tari tanjungkatung
4.tari serampang 12
5.tari joged lambak
6.dll
Nyanyian tradisional:
1.lancang kuning
2.soleram
3.nirmala
4.zapin
5.selayang pandang
6.bunga tanjung

Pakaian adat
 Laki laki :
1.baju melayu cekak musang
2.baju melayu gunting cina
3.baju melayu teluk belanga
 Wanita :
1.baju kurung (kain ,baju,dan selendang)
2.baju kebaya labuh(kain,baju,dan selendanng)
Rumah adat :
1.balai selaso jatuh
2.rumah adat selaso jattuh kembar
3.rumah melayu atap limas
4.rumah melayu atap kajang
5.rumah melayu atap lontiok
Kita harus selalu menjaga,melindungi serta melestarikan nya. Karna dengan begitu maka riau akan menjadi daerah tujuan wisata yang terkenal baik lokal maupun mancanegara.
Selain itu kita juga harus mempromosikan nya .Baik melalui media elektronik seperti iklan,acara2 program tv.maupun melalui media massa seperti majalah,koran,internet dll.
Selain itu juga bisa melalui event2 yang diadakan seperti:
1.Event yang diadakan oleh ASITA. yaitu RTTF,merupakan salah  satu cara dalam mempromosikan wisata Riau.Sehingga kita semakin tahu tentang potensi pariwisata kita.
2.PON(pekan olahraga nasional)pada 9 -20 september juga merupakan kesempatan emas dalam mempromosikan wisata riau.Dimana beribu ribu orang datang ke riau.
3.ISG(islamic solidarity games) 3  yang akan diadakan di riau pada tahun 2013.Merupakan event olahraga internasional.Dengan begitu mulai sekarang ita harus selalu mengembangkan pariwisata kita seperti bono(yang akan dijadikan objek wisata internasional) karna memiliki potensi wisata yang bagus.dan pemerintah pun harus mmbuat akomodasi seperti hotel,wisma dan lain lain serta akses yang bagus untuk mencapai objek ini,restaurant,souvenir shop,bank dan money changer.selain itu juga ada atraksi bakar tongkang,pacu jalur,candi muara takus  dan objek wisata lainnnya.Agar semakin bagus dan menarik, juga agar wisatawan nyaman dalam berwisata di proopinsi kita.sehingga ketika event nanti di mulai kita sudah bisa menyuguhkan pariwisata dan bbudaya kita yang bagus.
Karena pariwisata merupakan salah satu yang banyak menyumbangkan devisa bagi negarakita.
Coba saja bayangkan!!!
Jika kita tidak memelihara dengan baik wisata kita,dan
jika di riau ini sudah tidak ada lagi minyak,yang merupakan sumber pndapatan riau.Maka dari paiwisata inilah kita bisa mendapatkan devisa.
Dan lebih bagus apabila kita travelling di negeri sendiri dari pada di negeri orang lain.
Janganlah selalu mengembangkan KORUPTOR di negeri kita tapi kembangkan lah pariwisata dan budaya kita.

Sejarah Kota Pekanbaru Riau

Sejarah Kota Pekanbaru Riau


a. Asal-usul Nama Pekanbaru

Pekanbaru awalnya dikenal sebagai nama ‘Senapelan’. Pada saat itu Senapelan dipimpin oleh seorang kepala suku yang diberi istilah Batin. Daerah ini dahulunya adalah sebuah kawasan ladang, selanjutnya berkembang menjadi sebuah perkampungan. Perkampungan Senapelan kemudian berpindah ke sebuah pemukiman baru yang selanjutnya disebut dengan Dusun Payung Sekaki. Letaknya berada di tepian muara Sungai Siak.

Sejarah Kota Pekanbaru Riau


Mesjid Raya Pekanbaru
Perkembangan dari Senapelan sangat erat kaitannya dengan perkembangan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. Terutama semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah tinggal di Senapelan tersebut. Beliau mendirikan istana miliknya di daerah yang diberi nama Kampung Batu, daerah ini berdekatan dengan Kampung Senapelan tersebut. Diprediksi posisi istana tersebut berada di Masjid Raya Senapelan saat ini. Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah merancang pendirian Pekan (pasar) di Kampung Senapelan. Namun upaya tersebut tidak berkembang. Usaha ini pun akhirnya dilanjutkan oleh putranya sendiri yakni Raja Muda Muhammad Ali. Lokasinya sekitar daerah pelabuhan sekarang.
Pada perkembangan selanjutnya, yakni tepatnya pada hari Selasa tanggal 21 Rajab 1204 H atau pada tanggal 23 Juni 1784 M, maka nama negeri Senapelan pun diubah menjadi ‘Pekan Baharu’. Tanggal ini saat ini ditetapkan sebagai hari jadinya Kota Pekanbaru. Setelah penetapan tersebut, Senapelan lebih dikenal dengan nama Pekan Baharu, atau di dalam percakapan sehari-hari disebut Pekanbaru.

b. Perkembangan Kota Pekanbaru Sebelum Kemerdekaan


Perkembangan dari Kota Pekanbaru tersebut pada mulanya tidak bisa dilepaskan dari fungsi Sungai Siak sebagai sarana transportasi yang cukup vital dalam mendistribusikan hasi-hasil bumi dari kawasan pedalaman dan dataran tinggi di Minangkabau ke wilayah pesisir yakni Selat Malaka. Sehingga pada abad ke-18, wilayah negeri Senapelan yang berada di tepi Sungai Siak tersebut, menjadi kawasan pasar (pekan) bagi para pedagang yang berasal dari dataran tinggi Minangkabau.

Kota Pekanbaru Riau
Pada tanggal 19 Oktober 1919 didasarkan pada Besluit van Het Inlandsch Zelfbestuur van Siak No. 1, Pekanbaru ditetapkan sebagai bagian dari Distrik Kesultanan Siak. Akan tetapi pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukkan ke bagian wilayah Kampar kiri yang dikepalai seorang controleur yang berstatus landschap dan berkedudukan di Pekanbaru sampai tahun 1940. Selanjutnya menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai 1942. Setelah Jepang menguasai, Pekanbaru dikepalai oleh gubernur militer yang diberi istilah gokung.

c. Perkembangan Kota Pekanbaru Setelah Kemerdekaan


Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan pada Ketetapan Gubernur Sumatera di Kota Medan tanggal 17 Mei 1946 No.103, Pekanbaru pun dijadikan sebuah daerah otonom yang disebut dengan ‘Haminte’ atau ‘Kotapraja’. Selanjutnya pada 19 Maret 1956, didasarkan pada Undang-undang No. 8 Tahun 1956 RI, Pekanbaru (Pakanbaru) pun diubah menjadi sebuah daerah otonom kota kecil yang tergabung dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah.
Kemudian semenjak tanggal 9 Agustus 1957 didasarkan pada Undang-undang Darurat No.19 Tahun 1957 RI, Pekanbaru pun masuk ke dalam bagian dari wilayah Propinsi Riau yang baru saja terbentuk. Kota Pekanbaru sendiri baru resmi menjadi ibu kota dari Propinsi Riau yakni pada tanggal 20 Januari 1959 didasarkan pada Kepmendagri Desember 52/I/44-25. Setelah sebelumnya yang menjadi ibu kota Propinsi Riau adalah Tanjung Pinang yang kini telah menjadi ibu kota Propinsi Kepulauan Riau.

Kota Pekanbaru Riau
Saat ini Pekanbaru telah berkembang pesat menjadi sebuah kota perdagangan yang cukup prospek mengingat posisinya berada pada jalur internasional yang strategis. Pembangunan Kota Pekanbaru sendiri cukup mengalami peningkatan signifikan. Dibukanya berbagai pusat perbelanjaan modern seperti mall, bandar udara internasional, perpustakaan wilayah yang megah, jalur fly over, pusat bisnis di kawasan MTQ Sudirman serta rencana pembangunan monumen bahasa yang megah oleh pemerintah Propinsi Riau. Perkembangan perdagangan di Pekanbaru dijangkakan akan semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kota ini bahkan sempat mendapatkan julukan sebagai ‘kota seribu ruko’ karena jumlah ruko sebagai pusat perdagangan yang hampir ditemukan di sepanjang jalan-jalan Kota Pekanbaru. Visi Riau 2020 merangkum rencana pembangunan dan pengembangan Kota Pekanbaru khususnya dan Propinsi Riau pada umumnya.

Senin, 21 April 2014

Tempat Wisata Yang Terkenal Di Jambi

· Tempat Wisata
1. Perkebunan Teh Kayu Aro
Perkebunan ini dirintis tahun 1925 – 1928 oleh perusahaan Belanda NV HVA, perkebunan ini tercatat sebagai perkebunan teh tertua di Indonesia. Di tengah perkebunan terdapat “Aroma Pecco” yang merupakan sebuah taman dengan sebuah kolam yang pada zaman penjajahan Belanda dulu merupakan tempat penampungan air bagi perkebunan teh.
2. Masjid Kuno Pondok Tinggi
Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh masyarakat dusun Pondok Tinggi pada Tanggal 1 Juni 1874 dengan dinding terbuat dari anyaman bambu, tahun 1890 dindingnya diganti dengan kayu yang berukir bermotif berbagai bangsa Persia, Romawi, Mesir dan motif lokal. Pembangunannya selesai pada tahun 1902, keunikannya adalah arsitekur bangunan dengan mengikuti model masjid masa lampau.
3. Danau Kerinci
Kita dapat melihatnya dari daerah Pesanggrahan, Tanjung Hatta adalah tempat Bung Hatta menikmati panorama Danau Kerinci dan menanam pohon disana. Desa Saleman terdapat Rumah Laheik yang merupakan rumah khas Kerinci dan di sekitar Danau Kerinci terdapat sejumlah batu berukir yang diduga peninggalan manusia megalit.
Suatu desa di Kabupaten Kerinci ini memiliki potensi wisata alam dan budaya yang dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan. Salah satu gunung yang diberi nama Gunung Betuah memiliki keunikan sebagai gunung yang sangat sulit didaki. Masyarakat lokal dan turis mancanegara sudah berupaya namun tetap belum bisa ditaklukkan.
Di daerah sekitar Gunung Betuah terdapat 5 buah Danau yang masih alami dengan karakteristik warna air dan jenis ikan yang berbeda pada tiap danaunya. Contohnya Danau Kaco, yang didalamnya bisa ditemukan Ikan Semah dan mempunyai tampilan air berwarna biru.
Di kaki Gunung Betuah juga terdapat Hutan Adat yang masyarakat lokal menyebutnya sebagai Hutan Ulu Air. Masyarakat Lempur menerapkan sanksi adat yang ketat bagi perusak Hutan Ulu Air.
Di Desa Lempur Mudik juga terdapat benteng pertahanan Depati Parbo, seorang Pahlawan Perjuangan Kerinci yang bertempur menghadang belanda dari Bengkulu. Perang ini dikenal dengan Perang Menjuto.
5. Taman Nasional Kerinci Seblat
Merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan dataran rendah serta beberapa ekosistem yang khas, memiliki 4000 jenis tumbuhan, terdapat 42 jenis mammalia, 10 jenis reptillia, 6 jenis amphibia, 6 jenis primate dan 306 jenis burung.
6. Arum Jeram Merangin
7. Taman Nasional Bukit Dua Belas
8. Taman Nasional Bukit 30
9. Hutan Harapan
10. Kota Seberang Jambi
Kota Seberang akan dijadikan kawasan cagar budaya, karena dipisahkan oleh Sungai Batanghari memiliki banyak nilai peninggalan sejarah dan budaya masa lampau, diantaranya rumah tua yang berumur ratusan tahun yang berarsitektur China dan Melayu. Pusat kerajinan batik Jambi juga terletak disini.
11. Museum Negeri Jambi
12. Candi Muaro Jambi
13. Taman Nasional Berbak
14. Pulau Berhala
Memiliki panorama pantai pasir putih dan batuan vulkanik yang sangat indah. Terdapat pula Benteng peninggalan Jepang pada salah satu bukit di Pulau Berhala.

· Makanan Khas Kota Jambi

· Makanan Khas

1. Tempoyak merupakan makanan yang berasal dari buah durian yang difermentasikan, dan bisa juga dibuat Gulai Tempoyak.



2. Gulai Tepe Ikan terbuat dari ikan gabus yang dihaluskan dan dicampur tepung dan telur.


3. Malbi adalah masakan gulai daging, namun memiliki citarasa manis karena dimasak dengan kecap dan sedikit gula merah.



4. Gulai Ikan Patin bisa dimasak dengan Tempoyak tetapi sebagia orang mengganti Tempoyak dengan santan kelapa untuk menghindari baud an rasa Tempoyak yang cukup menyengat.


5. Padamaran terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah sebagai pemanis. Bahan-bahan ini kemudian ditempatkan di sebuah cup yang terbuat dari daun pisang lalu dikukus hingga matang.



6. Dendeng Batokok adalah irisan daging sapi yang direbus dalam air kelapa yang telah dibumbui bawang putih dan jahe.



7. Nasi Minyak adalah beras yang dimasak dengan susu, saus tomat, minyak samin dan rempah-rempah, Nasi Minyak biasanya disajikan pada saat acara-acara khusus.

Suku-Suku Yang ada Di Jambi

Suku

         Berikut Ini Merupakan Suku-Suku Yang Da Di Jambi Di Antaranya Ialah :

1. Suku Kubu atau Suku Anak Dalam adalah salah satu suku bangsa minoritas dan salah satu yang tertua yang hidup di pulau Sumatera, Kehidupan mereka sekarang sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang berada di Jambi.




2. Suku Batin sebagian besar tinggal di wilayah sepanjang sungai tambesi, sampai saat ini Suku Batin masih mempertahankan adat istiadat berupa bangunan-bangunan tua yang disebut “Kajang Lako” karena bentuk dari bubungan rumah mirip dengan perahu.


3. Suku Kerinci
4. Suku Penghulu

Budaya Khas Kota Jambi

· Budaya

                  Salah Satu Budaya YAng Ada Di Jambi Ialah Tari-Tarian , Ini Lah Beberapa Contoh Tarian Yang da Di Jambi :       

1. Provinsi Jambi berbagai budaya tetapi pada dasarnya berdasarkan budaya Melayu salah satunya sepanjang Sungai Batanghari, masih bisa dilihat orang yang tinggal di Rumah Panggung yang terbuat dari kayu lokal.

2. Batik dan Songket Jambi memiliki karakteristik yang berbeda dari provinsi-provinsi lain di Indonesia dengan karakteristik bunga-bunga.


3. Tari Rantak Kudo disebut begitu karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda, tarian ini dilakukan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti.


4. Tari Sekapur Sirih dilakukan untuk menyambut tamu yang dihormati dan ditarikan oleh remaja putri.


                         Dan Masih Banyak Lagi Taria-Tarian Yang Berasal Dari Provinsi Jambi.

Sejarah Kota Jambi

· Sejarah

Pada Zaman Melayu kuno, Kota Jambi mendapatkan keuntungan dari aktivitas perdagangan antara Asia Barat dan Cina, oleh karena itu Negara Cina menjadi sumber informasi mengenai latar belakang sejarah Jambi.
Pada Tahun 1460 – 1907, Jambi yang dikenal akan Kerajaan Islam dikenal sebagai Melayu II. Ratu pertama dalam kerajaan ini adalah Selaro Putri Pinang Masak didampingi oleh suaminya bernama Datuk Paduko Berhalo.
Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Kahar, colonial Belanda mendirikan perusahaan perdagangan mereka di Muara Kampeh.Namun tidak bisa bertahan lamanya pesaing asing dan penolakan dari orang-orang sekitar memaksa VOC menutup perusahaan pada tahun 1625. Ketegangan kembali berlanjut pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil, beliau harus menghadapi banyak kendala seperti persaingan dengan Sultan Johor dan tekanan dari VOC sejak ia memberikan izin perdagangan ke Portugis di Sungai Batanghari. Akhirnya, karena berada di dalam tekanan beliau harus menyetujui persetujuan perjanjian kerjasama dengan VOC ditandatangani oleh anaknya, Pangeran Ratu Raden Penulis yang kemudian menjadi pengganti beliau dan mendapat gelar Sultan Abdul Mahyu Sri Ingolongo. Suatu ketika dalam periode 1665 – 1690, Sulatan Ingolongo ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Pulau Banda. Penangkapan itu memicu aksi masyarakat dan puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Thaha (1856 – 1904). Pada tahun 1907, Jambi sepenuhnya menyerah kepada kolonial Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, gerakan masyarakat dan komunitas pemuda yang didirikan masyarakat Jambi untuk mendukung gerakan pemerintahan Indonesia. Namun, administrasi pemerintahan tidak berjalan mulus karena pemberontakan bergolak di seluruh daerah. Tahun 1948, provinsi Sumatera dibagi menjadi tiga dan Jambi menjadi Provinsi Sumatera Tengah. Administrasi pemerintahan mulai membaik setelah konferensi ‘Meja Bundar’. Tahun 1958, Sumatera Tengah dibagi menjadi tiga, salah satunya adalah Jambi.

Minggu, 20 April 2014

Pakaian Dan Senjata Tradisional Provinsi Lampung

Pakaian Dan Senjata Tradisional Provinsi Lampung


Pakaian adat atau pakaian tradisional dari provinsi Lampung, kebanyakan terbuat dari kain khusus seprti kain tapisa yang terbuat dari tenun benang kapas yang di hiasi dengan berbagai motif. Sehingga hasil tenunannya di sebut dengan Tapis Lampung yang mewakili nama dari pakaian tradisonal atau pakaian adat provinsi Lampung tersebut. Ini Contoh dari pakaian adat atau tradisional lprovinsi Lampung:
Gambar Pakaian Adat atau Tradisional Lampung
Gambar Pakaian Adat atau Tradisional Lampung
Nb:Model bajunya lumayan upload juga dari Lampung sebagai bahan untuk motif desain pribadi ;) .:
Distro busana Muslim Lampung
Distro busana Muslim Lampung
Nah .. sekarang mengenal salah satu senjata tradisional dari provinsi Lampung, sebenarnya banyak jenis dari senjata adat atau tradisional dari Provinsi Lampung tapi yang terdaptar di pemerintatahan Indonesia,  sebagai senjata utama dari provinsi Lampung yaitu Payan untuk mewakili senjata-senjata yang berasal dari provinsi Lampung yang lainnya seperti : Golok/Candung, Keris/Kekhis, Badik, Pisau/Lading, dan biasanya orang lampung sering membawa yang namanya Badik, sebagai senjata pribadi.
Cukup Sekian ini salah satu contoh gambar senjata adat tradisional dari provinsi Lampung :
terapang-pehduk-payanlampung

Makanan Khas Lampung

Makanan Khas Lampung

Seruit




Berbagai masakan khas Lampung sering terdengar oleh masyarakat Indonesia di manapun. Tak berbeda jauh dengan ciri khas Palembang, selain memang lokasinya berdekatan masyarakat Lampung juga mengadopsi masakan yang berbau ikan dan sambal asem manis.
Masakan khas Lampung adalah seruit, yaitu masakan ikan digoreng atau dibakar dan dicampur dengan sambel terasi, tempoyak (olahan durian) ataupun mangga. Jenis ikan adalah besarnya ikan sungai seperti belide, baung, layis dll, ditambah lalapan. Sedangkan minumannya adalah serbat, terbuat dari jus buah mangga kwini. Di toko-toko makanan dan oleh-oleh, juga terdapat makanan khas yaitu sambel Lampung, lempok (dodol), keripik pisang, kerupuk kemplang, manisan dll.
Hidangan lalapan dalam sambal seruit bisa bervariasi, namun di Lampung dikenal berbagai jenis tumbuhan yang cocok menjadi bahan lalapan. Selain timun, petai, kemangi, kol dan tomat. Namun tersedia pula lalapan jagung muda, pepaya dan adas.
Masyarakat lampung sangat mempercayai bahwa jika ingin makan sebaiknya tidak sendiri. Karena mencicipi masakan seruit tak ada hasilnya jika tidak dinikmati oleh teman-teman ataupun banyak orang. Sehingga yang selalu ada dibenak mereka adalah siapa yang akan diseruit jika tidak ada orang lain dan ingin nyeruit apa? Hal ini mungkin terjadi karena perkataan ini berarti siapa yang akan dijahili dengan rasa pedasnya sambal dari seruit itu. Selain itu, ada pula makanan khas Lampung, yaitu durian. Lokasi yang mudah dicari adalah Batu Putuk dan Sukadanaham.


 Tempoyak




Tempoyak adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk teman nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung (hal ini jarang sekali dilakukan, karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri) dan dijadikan bumbu masakan.
Tempoyak dikenal di Indonesia (terutama di Sumatera dan Kalimantan), serta Malaysia.
Sejarah tempoyak
Tempoyak diriwayatkan dalam Hikayat Abdullah sebagai makanan sehari-hari penduduk Terengganu. Ketika Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke Terengganu (sekitar tahun 1836), ia mengatakan bahwa salah satu makanan kegemaran penduduk setempat adalah tempoyak. Berdasarkan sejarah yang ada dalam Hikayat Abdullah, tempoyak merupakan makanan khas dari Malaysia.
[sunting] Cara pembuatan
Adonan tempoyak dibuat dengan cara menyiapkan daging durian, baik durian lokal atau maupun durian monthong (kurang bagus karena terlalu banyak mengandung gas dan air). Durian yang dipilih diusahakan agar yang sudah masak benar, biasanya yang sudah nampak berair. Kemudian daging durian dipisahkan dari bijinya, setelah itu diberi garam sedikit. Setelah selesai, lalu ditambah dengan cabe rawit yang bisa mempercepat proses fermentasi. Namun proses fermentasi tidak bisa terlalu lama karena akan mempengaruhi rasa akhir.
Setelah proses di atas selesai, adonan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat. Diusahakan untuk disimpan dalam suhu ruangan. Bisa juga dimasukkan ke dalam kulkas (bukan freezer-nya) namun fermentasi akan berjalan lebih lambat.
Tempoyak yang berumur 3-5 hari cocok untuk dibuat sambal karena sudah asam namun masih ada rasa manisnya. Sambal tempoyak biasanya dipadukan dengan ikan Teri, ikan mas, ikan mujair ataupun ikan-ikan lainnya.


Lapis Legit


Lapis legit alias spekkoek menjadi kue wajib suguhan di hari Lebaran. Kue warisan zaman kolonial ini memang tak pernah surut penggemarnya. Jika Anda tak punya cukup waktu untuk membuat sendiri Anda bisa memesan dari toko-toko kue. Dari harga Rp 200.000,00 hingga Rp 550.000,00 seloyang. Rasanya yang legit seimbang dengan harganya yang selangit! Silakan pilih! Aroma harum bumbu spekkoek menjadi ciri khas kue lapis legit. Di zaman Belanda orang menyebut kue inispekkoek karena berlapis-lapis sehingga rupanya mirip spek alias lemak babi. Sedangkan koek berarti kue. Dari awal kue ini memang tergolong sebagai kue mewah. Untuk satu loyang lapis legit diperlukan sekitar 300 gram mentega dan 30 butir telur ayam, sedangkan tepung terigu hanya sekitar100 gram. Karena itu juga rasa kue ini sangat enak, lembut di lidah dengan semburat rasa manis dan aroma harum bumbu lapis legit. Untuk membuat kue ini sendiri diperlukan ketrampilan dan kesabaran karena lapisan demi lapisan harus dikerjakan dengan teliti. 

Sambal Lampung


Sambal dari salah satu daerah di Sumatera ini memang sangat terkenal karena rasanya yang super pedas. Sambal ini dikemas dalam botol-botol kaca kecil sehingga sangat praktis. Mau dinikmati langsung atau dimasak bersama lauk-pauk lainnya huah... kenapa tidak?

Lampung bisa dibilang bukan hanya terkenal akan ragam makanannya seperti keripik pisang, tempoyak, atau pempek saja. Sambal Lampung merupakan salah satu oleh-oleh yang seringkali diburu. Sambal botolan ini populer karena rasanya yang sangat pedas menyetrum lidah sehingga menciptakan sensasi tersendiri.

Di daerah asalnya sendiri, sambal Lampung biasa dijual dengan merk-merk yang beragam sebut saja yang populer Sambal Lampung Yen Yen atau Sambal Lampung Ny.Lily. Sebenarnya sambal ini diracik dari bahan-bahan sederhana seperti ulegan kasar cabai rawit merah, bawang putih lalu diberi garam dan cuka. Tak heran kalau biji cabai banyak mendominasi sambal ini.

Selain enak dinikmati begitu saja bersama lauk-pauk, sambal ini juga enak dibubuhkan untuk menikmati bakso, nasi goreng, dan bumbu telor dadar. Rasa bawang yang menonjol serta setruman cabai nan pedas menjadi ciri khas sambal yang memiliki penggemar tersendiri ini.

Sebotol sambal Lampung ini dihargai Rp 14.000,00 - Rp 16.000,00. Kini penggemar pedas tak perlu jauh-jauh pergi ke Lampung untuk menikmatinya, sebab di beberapa toko oleh-oleh di Jakarta dan supermarket sambal ini sudah tersedia meski dengan harga yang sedikit lebih mahal. 

Keripik Pisang




Kripik pisang adalah produk makanan ringan dibuat dari irisan buah pisang dan digoreng, dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan. Tujuan pengolahan pisang menjadi kripik pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan/memperpanjang kemanfaatan buah pisang. Syarat mutu kripik pisang dapat mengacu SNI 01-4315-1996, Kripik Pisang.

Kripik pisang-Standar Teknis ini berlaku untuk pembuatan Pisang menjadi Kripik Pisang. Prosedur Opersional Pengolahan Kripik Pisang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi penyiapan bahan baku Kripik pisang, penyiapan peralatan Kripik pisang dan kemasan Kripik pisang, pengupasan Kripik pisang dan pengirisan Kripik pisang, pencucian Kripik pisang dan perendaman Kripik pisang,
penggorengan Kripik pisang, penirisan minyak Kripik pisang, pemberian bumbu Kripik pisang, pengemasan Kripik pisang dan pelabelan Kripik pisang, serta penyimpanan Kripik pisang. 

Gabing



Gabing adalah salah satu makanan khas Lampung yang terbuat dari batang kelapa muda

Kemplang



Kemplang adalah kerupuk khas dari lampung, sumatera selatan dan sekitarnya.Kerupuk ini cukup istimewa karena tidak digoreng dengan minyak melainkan di panggang sehingga tidak mengandung minyak goreng, ini bagus sekali buat yang mengurangi goreng-gorengan.

Keenakan Kemplang sudah sangat terkenal karena disamping gurih juga tidak mengenyangkan sehingga bisa dimakan sebagai cemilan. biasanya makan Kemplang dengan cocolan sambel atau juga dengan cuka, rasanya muantep dijamin akan membuat kita ketagihan.

Untuk mendapatkannya sekarang tidaklah sulit karena sudah banyak dijual di pasar maupun di supermarket-supermarket. dilampung sendiri sangat mudah ditemukan dengan harga mulai dari Rp. 1000 s/d Rp, 25.000 per bungkusnya tergantung banyaknya dan kandungan ikannya.

Jadi, panganan ini bisa direcomended buat oleh-oleh kalo kita pas berkunjung ke lampung dan sekitarnya. semoga opini ini bermanfaat buat rekan-rekan.,
.



Pindang 



Pindang biasanya disuguhkan dalam mangkuk berukuran sedang dengan kuah hangat berwarna kuning. Uniknya, Pindang Lampung terasa asam gurih, seperti Tom Yam dari Thailand. Aroma kuahnyapun lebih harum berkat daun kemangi yang dicampur di dalam kuahnya. Ada beberap jenis pindang yang ditawarkan, Bawung Pindang Nanas, Cumi Pindang Kemangi dan Udang Pindang. Harganyapun berkisar antara Rp. 10.000,- s/d Rp. 12.500,- perposi.
Untuk menghidangkannya, taruh di dalam piring besar dan diatur sedemikian rupa agar nampak menarik. Dengan komposisi bahan seperti ini, maka makanan ini cukup dihidangkan untuk sekeluarga atau 8 orang. Peralatan yang digunakan dalam pengolahan masakan ini adalah baskom untuk tempat mencuci ikan, sengkal (cobekan) untuk menggiling bumbu, pisau, parutan kelapa, serta piring untuk menghidangkannya.

Tarian Lampung

 Tarian Lampung yang menjadi ciri khas budaya Lampung



Kesenian Melinting 

Kesenian Melinting merupakan salah satu bentuk seni yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Melinting, Lampung Timur. Awalnya kesenian ini secara khusus diperuntukkan bagi keluarga Ratu Melinting dengan hanya
dipertunjukkan di lingkungan keratuan, dimana para pelakunya pun terbatas pada keturunan raja saja. Namun berbagai perubahan dialami sehingga kemudian menjadi milik masyarakat secara luas. Tulisan ini secara khusus mengangkat bentuk penyajian kesenian Melinting serta keberadaan kesenian ini di dalam masyarakatnya. Keratuan Melinting masih berdiri hingga saat ini dengan wilayah kekuasaan meliputi tujuh desa, yaitu Meringai, Tanjung Aji, Tebing, Wana, Nibung, Pempen, dan Negeri Agung. Masyarakat dari desa-desa inilah yang kemudian dikenal dengan masyarakat Melinting. Mereka hidup dalam sebuah sistem budaya atau adat istiadat, dan memiliki konsep-konsep hidup yang khas. Sebut saja Pi’il, Sakai Sambayan, Nemui Nyimah, Nengah Nyepur, dan Bejuluk Beadek/Beinai, lima prinsip hidup yang hingga kini masih  dipegang teguh oleh masyarakat dan tergambar dalam kesenian Melinting.Kesenian Melinting terdiri dari dua elemen utama, yaitu musik dan tari, serta didukung oleh sejumlah elemen lain sehingga menghasilkan sebuah bentuk seni pertunjukan. Ansambel musik dalam kesenian Melinting adalah gamelan Talo Bala dengan instrumennya yang terdiri dari kelittang, talo, gindang/gelittang, bende, dan canang/petuk. Gamelan Talo Bala dalam kesenian Melinting hanya memainkan tabuh Kedanggung. Untuk elemen tari, ragam gerak dalam kesenian Melinting dibedakan antara penari putra dan penari putri.Keberadaan kesenian Melinting terkait erat dengan berbagai dinamika yang terjadi dalam kehidupan masyaraka . Kekuasaan pemerintah yang menggeser kekuasaan mutlak Keratuan Melinting turut berperan dalam pergeseran kesenian Melinting dari kesenian khusus keratuan menjadi kesenian milik masyarakat. Dinamika lain terjadi dalam kehidupan sektor pariwisata, perkembangan dunia pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta migrasi penduduk. Dari hal tersebut tampak bahwa kesenianMelinting   beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat   . Faktor lain yang mendukung keberadaan kesenian Melinting adalah sifatnya yang komunal, fleksibel, dan edukatif. Kesenian Melinting juga memberikan berbagai kontribusi kepada masyarakat berupa fungsi, yaitu sebaga  hiburan, identitas masyarakat, media komunika , penopang integrasi sosial, penjaga kesinambungan budaya, dan penyelenggaraan kesesuaian dengan norma-norma sosial. Kesenian Melinting juga merupakan sebuah perwujudan konsep masyarakat ideal yang menanamkan sikap sopan santun, ramah-tamah, saling menghormati, gotong royong, dan kebersamaan.Kata kunci: Masyarakat Melinting, prinsip hidup, dinamika, adaptasi.

Tarian Jangget(Lampung) 

Cangget sebagai tarian khas orang Lampung Pepadun, jika dicermati, tidak hanya mengandung nilai estetika (keindahan), sebagaimana yang tercermin dalam gerakan-gerakan tubuh para penarinya. Akan tetapi, juga nilai kerukunan dan kesyukuran.Nilai kerukunan tercermin dalam fungsi tari tersebut yang diantaranya adalah sebagai ajang berkumpul dan berkenalan baik bagi orang tua, kaum muda, laki-laki maupun perempuan. Dengan berkumpul dan saling berkenalan antar warga dalam suatu kampung atau desa untuk merayakan suatu upacara adat, maka akan terjalin silaturahim antar sesama dan akhirnya akan menciptakan suatu kerukunan di dalam kampung atau desa tersebut.

Kebudayaan Lampung

BUDAYA LAMPUNG

Budaya Lampung

Lampung sebagai sebuah nama sesungguhnya bermakna ambigu. Namun setidaknya, ada empat nama yang bisa dilekatkan pada Lampung itu: suku, bahasa, budaya, dan provinsi.

Kalau kita bicara Provinsi Lampung, akan lebih mudah merumuskannya. Namun, kalau hendak membahas suku, bahasa, dan budaya Lampung, maka sungguh sulit. Buku Adat Istiadat Lampung yang disusun Prof Hilman Hadikusuma dkk (1983), akan terasa sangat minim untuk memahami Lampung secara kultural.
Sampai saat ini, relatif belum ada yang berhasil memberikan gambaran yang menyeluruh, sistematis, dan meyakinkan tentang kebudayaan Lampung. Kebudayaan Lampung miskin telaah, riset, dan studi. Yang paling banyak lebih berupa klaim atau sebaliknya, malah upaya untuk meniadakan atau setidaknya mengerdilkan kebudayaan Lampung.

Bahasa-budaya Lampung sesungguhnya tidak sama dan sebangun dengan Provinsi Lampung. Secara geografis, yang disebutkan sebagai wilayah penutur bahasa Lampung dan pendukung kebudayaan Lampung itu ada di empat provinsi, yaitu Lampung sendiri, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Banten.
Ini bisa dilihat dari beberapa pendapat yang membuat kategorisasi masyarakat adat Lampung. Kategorisasi atau pembagian sebenarnya penting untuk studi (ilmiah) dan bukannya malah membuat orang Lampung terpecah-pecah.

Secara garis besar masyarakat adat Lampung terbagi dua, yaitu masyarakat adat
Lampung Pepadun dan masyarakat adat Lampung Sebatin.
Masyarakat beradat Pepadun terdiri dari: Pertama, Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi,
Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai, Nyerupa). Masyarakat Abung  mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Maringgai,
Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi.
Kedua, Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan). Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala, Mesuji, Panaragan, dan Wiralaga.
Ketiga, Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi). Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung.
Keempat, Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur). Masyarakat Sungkay-WayKanan mendiami sembilan wilayah adat: Negeri Besar, Ketapang, Pakuan Ratu, Sungkay, Bunga Mayang, Belambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan Kasui.

Sedangkan masyarakat beradat Sebatin terdiri dari: Pertama, Peminggir Paksi Pak (Ratu Tundunan, Ratu Belunguh, Ratu Nyerupa, Ratu Bejalan di Way). Kedua, Komering- Kayuagung, yang sekarang termasuk Propinsi Sumatera Selatan. Masyarakat Peminggir mendiami sebelas wilayah adat: Kalianda, Teluk Betung, Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semangka, Belalau, Liwa, dan Ranau. Lampung Sebatin juga dinamai Peminggir karena mereka berada di pinggir pantai barat dan selatan.
Peta Bahasa-Budaya

Dari kategorisasi itu, terlihat ada Ranau, Komering, dan Kayu Agung di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang sejatinya orang Lampung (beretnis Lampung). Di Provinsi Banten ada wilayah Cikoneng yang beretnis Lampung dan bertutur dengan bahasa Lampung. Satu lagi, yang agaknya perlu penelitian, di Bengkulu ada wilayah yang bertutur dengan bahasa Lampung. Mereka menyebut diri Lampung Bengkulu.
Dengan demikian, peta Provinsi Lampung tidak akan memadai untuk membicarakan, termasuk memberdayakan dan mengembangkan, bahasa-budaya Lampung. Untuk bisa melihat Lampung secara utuh dalam pengertian suku, bahasa, dan budaya yang dibutuhkan adalah peta bahasa-budaya Lampung. Sebenarnya, tidak perlu membuat yang baru karena sebenarnya peta dimaksud sudah ada.

Pakaian Adat Tradisional Sumatra Selatan

Pakaian Adat Tradisional Sumatra Selatan

Pakaian tradisional masyarakat Sumatera Selatan biasa disebut dengan nama Aaesan Gede. Baju adat ini terinspirasi dari zaman kerajaan Sriwijaya yang dulunya berjaya di daerah Sumatera Selatan.
Busana adat Palembang ini sebenarnya sudah berasal sejak dari jaman kesultanan Palembang pada abad ke 16 hingga pertengahan abad yang ke 19, dan waktu itu dikenakan oleh golongan dari keturunan raja-raja yang disebut dengan Priyai. Berupa Pakaian kebesaran yang di kenakan untuk laki-laki dan dilengkapi dengan nama tanjak atau tutup kepala, dan pakaian ini terbuat dari bahan kain batik atau dari kain tenunan. Pakaian Tanjak ini dibedakan ada tanjak kepudang, tanjak meler serta tanjak bela mumbang. Semuanya busana ini terbuat dari kain songket yaitu kain tenunan tradisional dari Palembang.

Sementara untuk baju yang dikenakan disebut dengan Kebaya pendek, atau dapat pula memakai kebaya landoong atau kelemkari yaitu sejenis kebaya yang ukuran panjangnya hingga di bawah lutut. Busana ini terbuat dari bahan kain yang ditenun dan disulam dengan menggunakan benang emas ataupun dengan benang biasa yang berwarna, atau bisa pula dengan dicap pakai cairan emas perada. Untuk yang bagian dalam dikenakan penutup dada yang biasa disebut dengan kutang, dan terbuat dari bahan kain yang ditenun atau disulam. Sedangkamn untuk penutup dada biasanya diberi dengan hiasan permata.
Untuk busana pada bagian yang bawah berupa Celana Panjang yang disebut dengan celano belabas, celana ini terbuat dari bahan kain yang ditenun. Mulai pada bagian bawah lutut hingga ke arah bagian mata kaki di buat dengan cara disulam dengan menggunakan benang emas. Ada juga yang disulam mulai dari bagian pinggul hingga ke bagian mata kaki dengan motif lajur. Untuk jenis celana yang lain biasanya disebut dengan celano lok cuan yaitu celana yang panjangnya hingga sebatas lutut.
Jenis celana ini cara membuatnya tidak dengan cara disulam dengan benang emas, dan untuk ukuran celananya juga lebih lebar. Untuk pelengkap Busananya adalah keris. Sarung keris atau pendok yang terbuat dari emas, ataupun perak dengan tatahan yang bermotif bunga. Tapi ada juga yang diberi batu permata, hal ini tergantung pada tingkat ekonomi pemakainya.

Senjata Khas Sumatra Selatan

senjata tradisional Sumatera Selatan (SIWAR)

 Siwar

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Di daerah ini terdapat suatu senjata tradisional yang disebut sebagai siwar. Siwar atau sering juga disebut tumbak lado adalah suatu artefak yang berupa senjata tusuk genggam yang bentuknya menyerupai golok panjang dengan tajaman di salah satu sisi bilahnya. Senjata ini mempunyai kedudukan yang penting bagi seseorang, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai alat untuk mempertahankan diri, melainkan juga sebagai benda keramat yang memiliki unsur kimpalan mekam atau kimpalan sawah (mempunyai kekuatan magis).

  • Struktur Siwar

Siwar adalah senjata yang bahan bakunya terbuat dari besi yang proses pengerjaannya umumnya dibuat oleh pandai besi di pedapuran tempat membuat alat-alat dari besi. Pada umumnya siwar berukuran antara 15-30 cm (skin rambai ayam) dengan lebar badan hingga ke matanya antara 1½-2 cm. Sedangkan, sarung dan gagang siwar terbuat dari kayu yang keras tetapi ringan agar dapat dibawa atau digunakan dengan mudah. Gagang siwar yang biasanya berornamen bunga atau tumbuhan bentuknya mirip dengan senjata reuncong namun membesar di bagian ujungnya.
  • Nilai Budaya

Skin sebagai hasil budaya anak negeri, jika dicermati secara seksama, di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain: keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Nilai keindahan tercermin dari bentuk skin yang dibuat sedemikian rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilai ketekunan, ketelitian, dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidak mungkin akan terwujud sebuah skin atau rambai ayam yang indah dan sarat makna.

Makanan Khas Sumatera Selatan

Makanan Khas Sumatera Selatan

Hai guys! :D Nah, page yang satu ini, bakal ngasih tau kamu tentang segala macam makanan khas Sumatera Selatan! Enak-enak looh.. btw, ini juga kampung halaman bapak saya, jadi saya lumayan tau banyak! :D

1. Pempek

pempek

Pempek merupakan ikan yang dibuat dengan menggunakan adonan tepung tapioka. Makanan ini sangat identik dengan Sumatera Selatan. Palembang yang terkenal di seluruh Indonesia sebagai surganya pempek memiliki banyak ragam dan variasi masakan.  Beberapa jenis pempek baik pempek kapal selam, lenggang, pempek keriting, pempek kulit mudah di jumpai dan tersedia di berbagai tempat makan dan restoran di Sumatera Selatan.

2. Pindang

pindang patin

Pindang adalah salah satu makanan khas Sumatera Selatan. Semua jenis pindang tersedia, pindang ikan, pindang tulaang bahkan pindang udang. Benar-benar memanjakan lidah wisatawan kuliner Sumatera Selatan.

3. Mie Celor

mie_celor

Mie Celor adalah makanan traditional/khas dari Sumatera Selatan yang disajikan dengan santan dan udang, disajikan pula dengan toge dan telur rebus, lalu ditaburi dengan daun seledri dan jeruk nipis supaya tidak amis. Nama “Mie Celor” itu berasal dari kata “celur” yang artinya menyiram bahan-bahan dengan air panas, yang juga merupakan metode untuk melembutkan dan memasak mie nya sebelum di rebus dengan santan. Mie Celor lebih baik disajikan selagi masih panas, mantep deh..!

4. Tekwan

tekwan

Tekwan adalah hidangan sup khas Palembang, Sumatera Selatan yang terbuat dari ikan dan sagu yang dibuat dalam ukuran kecil-kecil, dan disajikan dengan menggunakan kuah udang dengan rasa yang khas. Biasanya pelengkap tekwan adalah bihun, irisan bengkoang dan jamur, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng.

5. Model

model-gandum

Model adalah makanan khas dari Palembang, Sumatera Selatan. Model ada 2 macam, yakni model ikan dan model gandum. Model Ikan terbuat dari ikan, hampir mirip seperti tekwan, kalau model gandum, dia terbuat dari Gandum. Model disajikan dengan dipotong menjadi bagian kecil-kecil lalu disajikan dengan kuah. Dilengkapi dengan makanan tambahan seperti jamur, irisan bengkoang, dan bihun.

6. Burgo

Burgo

Burgo merupakan makanan khas Palembang, biasanya disajikan diwaktu pagi hari. Jika anda berkunjung ke Palembang, jangan lupa mencicipi burgo, biasa dimakan dengan kuah yg terbuat dari santan, dijamin ketagihan! Burgo memiliki struktur kenyal-kenyal dan disajikan dengan sambal yang membuat makin pedas dan enak!

7. Lenggang

lenggang

Lenggang adalah variasi dari pempek di Palembang, Sumatera Utara. Bahan dasarnya adalah telur, lalu dibuat menjadi telur dadar, dan tinggal diisi dengan irisan-irisan pempek saat menggoreng. Disantap dengan cuka seperti pada gambar, kelihatan enak dan menggugah selera kannnn?? :D
8. Martabak Kari
martabak kari

Martabak kari adalah martabak asli dari Palembang, Sumatera Selatan. Aslinya bernama Martabak HAR karena pelopornya Haji Abdul Rahman, seorang keturunan India yg lama bermukim di Palembang. Martabak Kari…dilihat dari namanya, pastilah kita tau, ada hubungannya dengan kari, yak, betul, kuahnya memang kari. Martabak nya itu sendiri, terbuat dari bahan dasar telur. Saya sudah pernah makan, enak sekali loh!! :D

9. Tempoyak

tempoyak

Tempoyak adalah makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.

10. Kue Delapan Jam

kue8jam

Kue 8 Jam….hah.. ekstrem bangett! Tapi memang benar, kue khas Sumatera Selatan ini tidak salah dikatakan “Kue Delapan Jam” karena proses pembuatannya memang memakan waktu sebanyak 8 jam loh! :o Kue khas Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan dan sering disajikan di hari raya.

11. Laksan

laksan

Laksan adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari bahan baku sagu dan ikan. Laksan dibuat dalam bentuk oval dengan rasa yang hampir pempek, tetapi disajikan dengan menggunakan kuah santan.

12. Kemplang

kemplang

Kemplang, bentuknya seperti kerupuk, bukan?? Kemplang ini sebenarnya adalah pempek looh.. Kemplang itu berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang.